RAPAT SHAF SEBAB CELAH AKAN DI ISI SYAITHAN..

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,_
Semua syaithan (setan) bisa disebut Iblis, karena setan bertindak sesuai kemauan Iblis.
Kita akan membaca beberapa hadis yang berisi perintah merapatkan shaf ketika shalat berjamaah,

  1. Pertama, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah dengan memerintahkan,
    رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالأَعْنَاقِ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
    “Rapatkan shaf kalian, rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf, seperti anak kambing.”
    (HR. Abu Daud 667, Ibn Hibban 2166, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
  2. Kedua, hadis dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jamaah. Beliau memerintahkan makmum,
    أَقِيمُوا الصُّفُوفَ فَإِنَّمَا تَصُفُّونَ بِصُفُوفِ الْمَلاَئِكَةِ وَحَاذُوا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا فِى أَيْدِى إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ
    “Luruskan shaf, agar kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, tutup setiap celah, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Serta jangan tinggalkan celah-celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan menyambung nya dan siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya.”
    (HR. Ahmad 5724, Abu Daud 666, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
  3. Ketiga, hadis dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika merapatkan shaf, beliau mengatakan,
    وَسُدُّوا الْخَلَلَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ فِيمَا بَيْنَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْحَذَفِ
    “Tutup setiap celah shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian, seperti anak kambing.”
    (HR. Ahmad 22263 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
  4. Wajib Diyakini Setan tidak bisa kita lihat. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa melihatnya. Sangatlah mudah bagi Allah untuk membuat Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa melihat setan.
    Kita telah mengikrar kan syahadat, menyatakan beliau sebagai utusan Allah.
    Konsekuensinya, kita wajib mengimani dan meyakini setiap informasi yang beliau sampaikan.
    Ketika beliau menyatakan,
    “Setan masuk di celah shaf kalian ketika shalat, seperti anak kambing..” akankah kita tertawakan?
    Di mana pengagungan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
    Kita bisa bayangkan, andai tokoh ormas ini ada di tengah shaf sahabat, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh nya untuk merapatkan shafnya, agar tidak diisi setan. Lalu dia komentar, “Ya Rasulullah, alhamdulillah kalo setan mau jamaah…”
    Di mana kira-kira pukulan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu akan melayang??
  5. Tujuan Setan Hadir di Tengah Shaf
    Semua orang yang membaca tentu sadar, bahwa kehadiran setan di sela-sela shaf tentu saja bukan untuk ikut shalat jamaah. Kehadiran setan adalah untuk menggoda peserta shalat jamaah. Kita simak hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    إِذَا نُودِىَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِينَ ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ ، حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَرَ ، حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ ، يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا ، اذْكُرْ كَذَا . لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى
    “Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut, sehingga tidak mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi. Ketika iqamah dikumandang kan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik lagi, lalu membisik kan dalam hati orang yang shalat: ingat A, ingat B, menngingatkan sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa berapa jumlah rakaat yang dia kerjakan.”
    (HR. Ahmad 8361, Bukhari 608, Muslim 885 dan yang lainnya).
    Disamping menggoda ingatan, setan juga menggoda konsentrasi dengan diganggu fisiknya, agar dia merasa telah berhadas,
  6. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menasehatkan kepada orang yang suka was-was dengan hadas ketika shalat,
    إنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ وَهُوَ فِي الصَّلاَة فَيَبَلُّ إحْلِيلَهُ حَتَّى يَرَى أَنَّهُ قَدْ أَحْدَثَ ، وَأَنَّهُ يَأْتِيهِ فَيَضْرِبُ دُبُرَهُ ، فَيُرِيهِ أَنَّهُ قَدْ أَحْدَثَ ، فَلاَ تَنْصَرِفُوا حَتَّى تَجِدُوا رِيحًا ، أَوْ تَجِدُوا بَلَلا
    “Sesungguhnya setan mendatangi kalian ketika shalat, lalu dia basahi tempat keluarnya kencing, hingga kalian merasa berhadas (ada kencing yang keluar). Dia juga datang dan menabok dubur kalian, sehingga kalian merasa telah berhadas (kentut). Karena itu, jangan kalian batalkan shalat, sampai mencium bau kentut atau ada yang basah di celana.”
    (HR. Ibnu Abi Syaibah, 8083)
  7. SETAN ITU BERNAMA KHINZIB.
    Dalam hadis dari Utsman bin Abil ‘Ash radhiallahu ‘anhu, Beliau mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengadukan gangguan yang dia alami ketika shalat. Kemudian, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
    ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خِنْزِبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا
    “Itu adalah setan. Namanya Khinzib. Jika kamu merasa diganggu, mintalah perlindungan kepada Allah dari gangguan nya dan meludahlah ke kiri tiga kali.”
    Kata Utsman,
    “Aku pun melakukan nya, kemudian Allah menghilangkan gangguan itu dariku.”
    (HR. Muslim 2203)
  8. BENCI KARENA NAFSU, MENYEBABKAN BENCI KEPADA KEBENARAN
    Berkali-kali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada para sahabat akan kehadiran setan pada saat kita shalat. Dan tidak ada sahabat yang terbayang, setan ikut shalat jamaah…!
  9. FIRMAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA; “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”. (QS. An-Nisà’: 138-139)
  10. MUNAJAHKU …. ” Yaa ALLAH,” Sesungguhnya kami, Memohon kepada-Mu, ilmu yang bermanfaat …” Rizqi yang Halal … Amal yang Diterima … “Yaa Allah .. “Kami Bersyukur kepada Mu karena telah Menjaga tidur kami …” dan Membangunkan kami kembali di pagi ini ….. “Engkau telah ijinkan kami kembali memulai hari yang indah ini ….. Kami mohon Pagi ini untuk ‘Berbagi dengan orang-orang di sekeliling kami …. “Jadikanlah mereka Nyaman berada didekat kami.” Jadikanlah hari ini penuh Keindahan … Keindahan dengan rahmat Mu yang Berlimpah …… Berikanlah Hati kami Kedamaian Ketenangan dan Keikhlasan …… “Berikanlah kami Kejernihan pikiran …. Sehingga dengan bijak dan sabar menyikapi segala Ujian Mu.,”
  11. ” Yaa Rabbana …Jadikanlah apa yang kami lakukan hari ini sebagai amalan untuk bekal kami menghadap Mu kelak ……,. “Yaa Rabbana … Tegarkanlah Hati dan badan ini untuk tetap berjalan dalam naungan Cahaya Hidayah-Mu ….. “Hilangkan Kelelahan Kejenuhan dalam diri kami ….. Sehingga kami bisa memberi yang terindah bagi Keluarga, Sahabat, dan Saudara kami semua …”. ” Yaa Allah … ‘Berikanlah ,… ‘Kasih Mu‘Rahmat Mu … ‘Perlindungan Mu‘Cahaya Mu … untuk ‘Saudara- saudara kami … Berkahi lah umurnya … ‘Beri lah kesehatan padanya …. “Angkatlah Penyakitnya …. ‘Murahkan lah Rizqi padanya …”. “Selamat Beraktivitas” … “Semoga apa yang kita kerjakan hari Ini mendapat Ridha dan Berkah dari Allah SWT.

آمين.. آمين.. آمين يَآرَبْ العالمين

Wassalam BuyaHMA
Buya Hma Majo Kayo
Buya MAbidin Jabbar
Buya Masoed Abidin

Tinggalkan komentar

close-alt close collapse comment ellipsis expand gallery heart lock menu next pinned previous reply search share star